TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI
PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT.
LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
ABSTRAK
Telaah studi AMDAL yang dilakukan pada pabrik peleburan timah (smelter) PT. Laba-laba Multindo
Pangkalpinang Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini mempunyai tujuan antara
lain
(a). Identifikasi komponen lingkungan yang
diperkirakan terkena dampak pabrik peleburan timah;
(b).
Prakiraan dampak terhadap komponen lingkungan terutama yang menimbulkan dampak
besar dan penting; dan (c).Evaluasi terhadap komponen llingkungan yang terkena
dampak besar dan penting.
Kegiatan pada tahap prakonstruksi pabrik peleburan timah adalah berupa :
studi kelayakan, pembebasan lahan, dan pembuatan master plan. Berdasarkan kegiatan pada tahap prakonstruksi
tersebut, maka diketahui isu-isu pokok berupa : terjadi keresahan terhadap
masyarakat karena adanya pembebasan lahan pada lokasi kegiatan. Pada tahap
prakonstruksi ini akan mempengaruhi terhadap sikap dan persepsi masyarakat.
Analisis sikap/persepsi masyarakat dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan alat bantu kuesioner.
Hasil telaah didapatkan identifikasi dampak besar dan penting sebagai
berikut (a). Perkiraan dampak yang timbul akibat studi kelayakan mempunyai dampak negatif kurang penting (-1) dengan besarnya dampak sangat
kecil (1); (b). Pembebasan lahan diperkirakan pentingnya dampak adalah negatif
kurang penting (-1) dan besarnya
dampak sangat kecil (1).
Kata kunci : AMDAL, tahap prakonstruksi, pabrik
peleburan timah.
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pulau
Bangka merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia. Timah sekarang
ini merupakan produk andalan yang berasal dari Pulau Bangka dan Belitung. Namun
pasir timah adalah suatu kategori sumber daya alam yang tak terbaharui,
sehingga keberadaannya harus dijaga keberlangsungan atau sumber daya tersebut
dapat dipertahankan.
Salah satu
tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan dan berprikemanusiaan. Ketersediaan sumberdaya alam dalam
meningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak merata, sedangkan permintaan
sumberdaya alam terus meningkat, akibat peningkatan pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk.
Dalam
rangka upaya mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat
pembangunan maka, perlu dilakukan perencanaan pembangunan yang dilandasi
prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan
dengan memadukan
kemampuan lingkungan, sumber daya alam dan
teknologi ke dalam proses pembangunan untuk menjamin generasi masa ini dan
generasi masa mendatang.
Lokasi
pabrik smelter PT. Laba-laba Multindo terletak di Jalan Ketapang Dalam
Kelurahan Bacang Kecamatan Bukit Intang Pangkalpinang. Berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 03 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pangkalpinang, lokasi pabrik smelter terletak di Kawasan Industri Ketapang.
Dalam
melaksanakan operasional PT. Laba-Laba Multindo menggunakan pasir timah,
antrasit dan kapur sebagai bahan baku utama dengan produksi per tahun 5000 ton. Kegiatan operasional pabrik smelter ini diperkirakan dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran udara.
Di dalam
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 18
ayat 1, menyatakan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yamg mempunyai
dampak besar dan penting wajib dilakukan kajian AMDAL. Kajian AMDAL tersebut
perlu dilakukan guna mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari
operasional kegiatan terutama pencemaran udara yang diperkirakan punya pengaruh
buruk terhadap kesehatan.
1.2. Tujuan Penelitian
a.
Identifikasi komponen lingkungan yang
diperkirakan terkena dampak pabrik peleburan timah
b. Prakiraan dampak terhadap komponen lingkungan
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting
c.
Evaluasi terhadap komponen llingkungan yang
terkena dampak besar dan penting.
1.3. Manfaat Penelitian
a. Bagi
Pemerintah
1). Sebagai masukan bagi
perencanaan dan pembangunan wilayah
2). Integrasikan pertimbangan
lingkungan hidup dalam tahap perencanaan pembangunan
3). Sebagai Pedoman pemerintah dalam melakukan
kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
b.
Bagi Pemrakarsa
1). Masukan dalam melakukan
kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
2). Informasi kondisi lingkungan
awal di sekitar lokasi kegiatan
c.
Bagi Masyarakat
1). Sumber informasi bagi
masyarakat tentang rencana pabrik peleburan timah
2). Ikut berperan serta dalam melakukan upaya
pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemrakarsa kegiatan.
Lingkup
rencana usaha yang ditelaah diidentifikasi berdasarkan tahap-tahap kegiatan
yang dilaksanakan pada pembangunan pabrik smelter yang menimbulkan dampak
terhadap lingkungan maupun sosial masyarakat.
2.1.
Jenis Rencana Kegiatan
Penelaahan
tahap-tahap kegiatan dilakukan untuk mengidentifikasi komponen lingkungan yang
terkena dampak akibat adanya kegiatan pembangunan pabrik peleburan timah
(smelter), telaah studi AMDAL ini hanya berkisar pada tahap prakonstruksi.
a. Tahap prakonstruksi
Kegiatan
pra konstruksi meliputi survey pendahuluan, pembebasan lahan serta penyusunan
tata letak ruangan dalam lokasi kegiatan.
1)
Survey pendahuluan
Survey pendahuluan dimaksudkan untuk mencari
lokasi pembangunan pabrik smelter. Survey pendahuluan juga mengkaji terhadap
kesesuaian pembangunan pabrik smelter dengan tata ruang wilayah, sehingga tidak
menimbulkan pertentangan dengan masyarakat dan pemerintah.
2)
Pembebasan lahan
Lahan tempat pembangunan pabrik smelter terlebih
dahulu harus dibebaskan sehingga tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari
terhadap kepemilikan lahan. Lahan yang dibebaskan lebih kurang 1 Ha.
3)
Penyusunan tata ruang dalam lokasi
Penyusunan tata ruang dalam lokasi memperhatikan
keterbatasan lahan yang dimiliki. Penyusunan tata letak dalam lokasi
memperhatikan arah dan kecepatan angin, tata letak bangunan genset, kantor,
gudang bahan baku, gudang balokan timah, gudang slag serta mess
karyawan/pekerja dan kawasan hijau.
III. RONA LINGKUNGAN AWAL
Rona
lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan pabrik
peleburan timah (smelter). Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis
dampak lingkungan karena dijadikan sebagai pembanding dan perkiraan dampak yang
akan datang. Rona lingkungan yang ditelaah tidak semua komponen lingkungan
tetapi hanya terbatas pada indikator yang paling tepat dan penting dalam
kaitannya dengan dampak atau isu pokok, terutama yang berkaitan pada tahap
prakonstruksi.
3.1. Pendekatan Studi
Pelaksanaan
studi ANDAL adalah pengumpulan data primer maupun sekunder dan observasi
lapangan, pengumpulan data rencana kegiatan serta pengkajian peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Data selanjutnya digunakan sebagai bahan
pelingkupan oleh masing-masing tenaga ahli untuk menyusun ANDAL. Dari
hasil pelingkupan dapat disusun data dan informasi yang akan dikumpulkan dan
dianalisis, sehingga diketahui aspek kegiatan dan aspek lingkungan yang akan
ditelaah serta batas wilayah studi.Untuk lebih jelasnya disajikan secara
sistematis proses pendekatan studi pada Gambar 3.1.
GAMBAR 3.1.
KERANGKA FILOSOFIS PENDEKATAN STUDI
3.2. Isu-Isu Pokok
Dalam
studi ANDAL, kegiatan yang diperkirakan memiliki dampak penting terhadap
lingkungan akan menjadi isu pokok. Isu pokok adalah suatu isu dampak lingkungan
yang dominan terjadi dalam suatu rangkaian rencana suatu usaha pembangunan.
Dampak yang telah ditetapkan sebagai isu pokok ini diperoleh dari hasil proses
pelingkupan (scopping) yaitu proses
untuk mengidentifikasi dampak penting yang terkait dengan kegiatan proyek,
kondisi areal proyek dan dasar hukum. Proses pelingkupan dalam hal lini
diperlukan untuk menentukan dampak
penting proyek
terhadap lingkungan untuk di studi secara mendalam. Proses pelingkupan dampak
penting dilakukan melalui serangkaian proses sebagai berikut :
a.
Identifikasi dampak penting dengan menggunakan metode matrik interaksi
sederhana, interaksi kelompok, bagan alir, antara kegiatan dengan rona
lingkungan hidup.
b.
Evaluasi dampak potensial, dengan menggunakan metode interaksi kelompok
untuk mengevaluasi keterkaitan dampak kegiatan proyek dengan lingkung baik
secara primer, sekunder maupun tersier.
c.
Pemusatan dampak penting (focussting)
yang dilakukan dengan mengelompokkan dampak penting atas beberapa kelompok
menurut keterkaitannya satu sama lain, dan kemudian mengurutkan kelompok dampak
tadi menurut kepentingannya ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan ekologis.
Secara sistematis
proses pelingkupan dalam rangka menentukan dampak penting/isu pokok disajikan
pada Gambar 3.2.
GAMBAR 3.2.
PROSES PELINGKUPAN (SCOPPING)
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Sikap / Persepsi
Masyarakat
Sikap/persepsi
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang
terdiri dari pertanyaan :
4.2.Metode Evaluasi
Dampak Besar dan Penting
Dalam
evaluasi dampak penting digunakan metode diagram alir untuk hubungan kausatif
konfiks dan matrik evaluasi dampak untuk mengerjakan interaksi antara komponen
kegiatan dan komponen lingkungan.
Untuk
mempermudah evaluasi dampak perlu ditetapkan besarnya dampak, dengan menetapkan
kriteria sebagai berikut :
a.
Pentingnya dampak
1.
Kurang penting
2.
Cukup penting
3.
Penting
4.
Lebih Penting
5.
Sangat Penting
b.
Besarnya dampak
1.
Dampak sangat kecil
2.
Dampak kecil
3.
Dampak sedang
4.
Dampak besar
5.
Dampak sangat besar
Bahasan besar dampak yang diperoleh dari prakiraan dampak penting, untuk
menetapkan jenis dampak besar dan penting, dilakukan evaluasi dampak penting.
Tahap evaluasi di dasarkan pada Keputusan kepala Bapedal Nomor Kep-056 Tahun
1994 mengenai 6 (enam) Kriteria dampak penting dilakukan dengan menghubungkan
setiap dampak penting sehingga dapat ditentukan penting tidaknya dampak :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan
terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Evaluasi dampak penting merupakan proses penelusuran prilaku dampak dan
keterkaitan antar masing-masing dampak tersebut.
V. HASIL TELAAH PADA TAHAPPRAKONSTRUKSI
5.1. Identifikasi Dampak Besar dan Penting
5.1. Identifikasi Dampak Besar dan Penting
Metode pendekatan identifikasi dampak besar dan penting dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu a) metode pendekatan matrik interaksi antara kegiatan
dengan komponen lingkungan, dan b) metode pendekatan matrik evaluasi dampak.
a. Metode
pendekatan matrik interaksi antara kegiatan dengan komponen lingkungan
Metode
pendekatan matrik interaksi ini memadukan tahapan kegiatan pelaksanaan
pembangunan pabrik smelter dengan komponen lingkungan yang potensial menerima
dampak. Selanjutnya metode ini disajikan pada Tabel V.1. berikut :
TABEL V.1.
MATRIK
IDENTIFIKASI DAMPAK
b. Metode
Pendekatan Matrik Evaluasi Prakiraan Dampak dengan Komponen Lingkungan Metode
ini mengarah kepada pemberian nilai/skore yang berhubungan antara komponen
lingkungan yang terkena dampak dengan tahap-tahap kegiatan. Selanjutnya
disajikan pada Tabel V.2. berikut ini :
TABEL V.2.
MATRIK EVALUASI PRAKIRAAN DAMPAK
5.2. Prakiraan dan Penentuan Dampak Besar dan Penting
5.2.1. Sikap dan
Persepsi Masyarakat
Pada tahap
pra konstruksi dilakukan studi kelayakan serta pembebasan lahan, dua kegiatan
tersebut tentunya berpengaruh terhadap sikap dan persepsi masyarakat.
Berdasarkan
Perda Nomor 03 Tahun 2004 tentang rencana tata ruang wilayah kota, maka lokasi
pabrik smelter termasuk didalam kawasan industri. Hal ini diperkuat dengan
Surat Keputusan Walikota Pangkalpinang Nomor 113 Tahun 2005 tentang Pemberian
Izin Peruntukan Penggunaan Lahan Pembangunan Pabrik Smelter PT. Laba-Laba
Multindo.
Berdasarkan
keputusan tersebut, maka pemrakarsa kegiatan melakukan pengurusan ijin lainnya
seperti ijin prinsip, ijin mendirikan bangunan, ijin gangguan (HO), SIUP dan
sebagainya. Perkiraan dampak yang timbul akibat studi kelayakan ini adalah
dengan kepentingan dampak negatif kurang penting (-1) dengan besarnya
dampak sangat kecil (1).
Pembebasan
lahan dilakukan dengan membeli tanah masyarakat, ini tertuang dalam Akte
Notaris Nomor 20, 8 Agustus 2004 tentang Pelepasan Hak Atas Tanah Dengan Ganti
Rugi. Sehingga tidak perlu ada kekuatiran masyarakat terhadap penyerobotan
tanah yang dimiliki. Pembebasan lahan diperkirakan pentingnya dampak adalah negatif kurang penting (-1) dan besarnya dampak sangat kecil (1).
5.3.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
5.3.1.
Pengelolaan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Upaya pengelolaan lingkungan terhadap sikap dan persepsi masyarakat dilakukan
berdasarkan pendekatan
sosial ekonomi. Pengelolaan keresahan masyarakat dan gangguan keamanan dilakukan
dengan :
a.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan
pembangunan pabrik smelter PT. Laba-Laba Multindo Pangkalpinang.
b.
Memasang pengumuman penerimaan tenaga kerja melalui media massa lokal
(Bangka Pos, Babel Pos, Rakyat Pos) maupun pengumuman resmi dipapan pengumuman
Dinas Tenaga Kerja ataupun di Kantor Kelurahan Bacang.
c. Memberikan prioritas penerimaan tenaga kerja
lokal sesuai dengan keahlian.
d.
Memberikan bantuan dana untuk pembangunan sarana dan prasarana sosial
kemasyarakatan.
5.4.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
5.4.1.
Pemantauan Sikap dan Persepsi Masyarakat
Pemantauan sikap dan
persepsi masyarakat dapat dilakukan dengan metode pengumpulan dan analisis
a.
Metode pengumpulan
1). Melakukan wawancara dan observasi langsung ke masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan. Wawancara dilakukan dengan mewancarai masyarakat sebanyak 40
orang yang dipilih secara acak, terutama terhadap tokoh masyarakat dan pemuka
masyarakat.
2).
Mendata langsung jumlah tenaga kerja yang diterima di PT. Laba-Laba
Multindo
3). Mewancarai masyarakat terhadap jumlah dana yang disalurkan langsung
guna pembangunan sarana dan prasarana
b. Metode analisis
Metode
analisis dilakukan dengan melakukan inventarisasi dan tabulasi selanjutnya
dianalisis secara kuantitatif – deskriftif.
VI.
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Hasil telaah didapatkan identifikasi dampak
besar dan penting sebagai berikut :
a.
Perkiraan dampak yang timbul akibat studi kelayakan mempunyai dampak negatif kurang penting (-1) dengan besarnya dampak sangat kecil (1).
b.
Pembebasan lahan diperkirakan pentingnya dampak adalah negatif kurang penting (-1) dan besarnya dampak sangat kecil (1).
6.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu
adanya beberapa saran sebagai berikut :
a.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan
pembangunan pabrik smelter PT. Laba-Laba Multindo Pangkalpinang.
b.
Memasang pengumuman penerimaan tenaga kerja melalui media massa lokal
(Bangka Pos, Babel Pos, Rakyat Pos) maupun pengumuman resmi dipapan pengumuman
Dinas Tenaga Kerja ataupun di Kantor Kelurahan Bacang.
c. Memberikan prioritas penerimaan tenaga kerja
lokal sesuai dengan keahlian.
d.
Memberikan bantuan dana untuk pembangunan sarana dan prasarana sosial
kemasyarakatan.
DAFTAR PUSTAKA
Fandeli,
C. 2000, AMDAL Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta.
Marzali,
A. 2002, Pengelolaan Lingkungan Sosial,
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Bekerjasama dengan Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.
Salim, E. 1987, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, LP3ES, Jakarta.
Sastrawijaya,T.
2000, Pencemaran Lingkungan,
Reksa Cipta, Jakarta.
Soeratmo, 1990, Analisis Dampak Lingkungan, Gajah Mada University, Yogyakarta.
Sugarimbun, 1985, Metode Penelitian Survey, LP3ES, PT. Matahari Tokatri, Jakarta.
Sumarwoto, 1987, Analisis Dampak Lingkungan, Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Suriawara, U. 2003, Mikrobiologi Air, Alumni, Bandung
EmoticonEmoticon